Selasa, 20 Maret 2012

Kanker Payudara



Kanker adalah penyakit akibat mutasi sel-sel tubuh secara abnormal dan tidak terkendali. Jika pertumbuhannya tidak dihentikan maka pertumbuhannya akan terus berlanjut secara perlahan-lahan. Apabila sel kanker telah menyerang satu atau sekelompok sel maka perkembangannya akan menjadi sangat cepat, berlipat ganda secara terus-menerus. Selain itu, definisi Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal. (yaitu, tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan tidak berirama) yang dapat menyusup ke jaringan tubuh normal dan menekan jaringan tubuh normal sehingga mempengaruhi fungsi tubuh. Kanker bukan merupakan penyakit yang menular.
Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh terganggunya kontrol regulasi pertumbuhan sel-sel normal. Sebagai bukti dari terganggunya kontrol regulasi sel-selnya, kanker memiliki perbedaan yang mencolok dibandingkan dengan sel-sel normal dalam tubuh kita:
  1. Sel kanker tak mengenal program kematian sel yang dikenal dengan nama apoptosis. Apoptosis sangat dibutuhkan untuk mengatur berapa jumlah sel yang dibutuhkan dalam tubuh kita, yang mana semuanya fungsional dan menempati tempat yang tepat dengan umur tertentu. Bila telah melewati masa hidupnya, sel-sel normal (nonkanker) akan mati dengan sendirinya tanpa ada efek peradangan (inflamasi). Sel kanker berbeda dengan karakteristik tersebut. Sel kanker sangat “bandel”. Dia akan terus hidup meski seharusnya mati (Immortal).
  2. Sel kanker tidak mengenal komunikasi ekstra seluler atau asosial. Komunikasi ekstra seluler diperlukan untuk menjalin koordinasi antar sel sehingga mereka dapat saling menunjang fungsi masing-masing. Dengan sifatnya yang asosial, sel kanker bertindak semaunya sendiri tanpa peduli apa yang dibutuhkan oleh lingkungannya.
  3. Sel kanker mampu menyerang jaringan lain (invasif), merusak jaringan tersebut dan tumbuh subur di atas “porak-porandanya” jaringan lain.
  4. Untuk mencukupi kebutuhan pangan dirinya sendiri, sel kanker mampu membentuk pembuluh darah baru (neoangiogenesis) meski itu tentunya dapat mengganggu kestabilan jaringan tempat ia tumbuh.
  5. Sel kanker memiliki kemampuan “super hebat” dalam memperbanyak dirinya sendiri (proliferasi) meski seharusnya ia sudah tak dibutuhkan dan jumlahnya sudah melebihi kebutuhan yang seharusnya.
Di dunia, diperkirakan 7,6juta orang meninggal akibat kanker pada tahun 2005 (WHO,2005) dan 84 juta orang akan meninggal hingga 10 tahun ke depan. Kanker merupakan penyebab kematian no.6 di Indonesia (depkes,2003), dan diperkirakan terdapat 100 penderita kanker baru untuk setiap 100.000 penduduj per tahunnya.
Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi angka kejadian kanker adalah : geografis (misal kanker serviks lebih banyak di negara asia), suku bangsa, variasi genetik, jenis kelamin (misal kanker payudara lebih banyak pada wanita), dan pengaruh lingkungan (makanan, pola hidup).

Penyebab penyakit kanker payudara
Penyakit kanker payudara terbilang penyakit kanker yang paling umum menyerang kaum wanita, meski demikian pria pun memiliki kemungkinan mengalami penyakit ini dengan perbandingan 1 di antara 1000. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kanker ini terjadi, namun beberapa faktor kemungkinannya adalah:
1.      Usia, Penyakit kanker payudara meningkat pada usia remaja keatas.
2.      Genetik, Ada 2 jenis gen (BRCA1 dan BRCA2) yang sagat mungkin sebagai resiko. Jika ibu atau saudara wanita mengidap penyakit kanker payudara, maka anda kemungkinan memiliki resiko kanker payudara 2 kali lipat dibandingkan wanita lain yang dalam keluarganya tidak ada penderita satupun.pada orang yang sering menghadapi kondisi stress (goncangan jiwa) dan juga bagi wanita yang sebelumnya mengalami menstruasi dibawah usia 11 tahun.
3.      Pemakaian obat-obatan, Misalnya seorang wanita yang menggunakan therapy obat hormon pengganti {hormone replacement therapy (HRT)} seperti Hormon eksogen akan bisa menyebabkan peningkatan resiko mendapat penyakit kanker payudara.
4.      Faktor lain yang diduga sebagai penyebab kanker payudara adalah; tidak menikah, menikah tapi tidak punya anak, melahirkan anak pertama sesudah usia 35 tahun, tidak pernah menyusui anak.
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa penyakit kanker payudara meningkat pada orang yang sering menghadapi kondisi stress (goncangan jiwa) dan juga bagi wanita yang sebelumnya mengalami menstruasi dibawah usia 11 tahun.

Tahap Terjadinya kanker
  1. Induksi               : ada perubahan sel (displasia)
  2. Kanker in situ     : pertumbuhan kanker terbatas pada jaringan tempat asalnya tumbuh
  3. Kanker invasif    : sel kanker telah menembus membran basal dan masuk ke jaringan atau organ sekitar yang berdekatan
  4. Metastasis          : Penyebaran kanker ke kelenjar getah bening dan atau organ lain yang letaknya jauh (misal kanker usus besar menyebar ke hati). Penyebaran ini dapat melalui aliran darah, aliran getah bening, atau langsung dari tumor

Penyebab Kanker
Kanker terjadi karena kerusakan struktur genetik yang menyebabkan pertumbuhan sel menjadi tidak terkontrol. Beberapa penyebab kerusakan gen yaitu :
  1. Kelainan genetik / bawaan (± 5%).
  2. Karsinogen (zat penyebab kanker) merupakan sebagian besar penyebab kanker jenis : virus (misal Human papillomavirus penyebab kanker mulut rahim), zat kimia (misal asap rokok menyebabkan kanker paru), sinar radiasi (radiasi ultraviolet pada saat terik dapat menyebabkan kanker kulit), dll.
  3. Pengaruh lingkungan hidup.

Gejala Umum
Tanda dan Gejala Penyakit Kanker Payudara
Bagi anda yang merasakan adanya benjolan aneh disekitar jaringan payudara atau bahkan salah satu payudara tampak lebih besar, Sebaiknya cepat berkonsultasi kepada dokter. Benjolan ini umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, mulai dari ukuran kecil yang kemudian menjadi besar dan teraba seperti melekat pada kulit. Beberapa kasus terjadi perubahan kulit payudara sekitar benjolan atau perubahan pada putingnya. Saat benjolan mulai membesar, barulah menimbulkan rasa sakit (nyeri) saat ditekan. Jika dirasakan nyeri pada payudara dan puting susu yang tidak kunjung hilang, sebaiknya segera memeriksakan diri kedokter. Puting susu yang mengkerut kedalam, yang tadinya berwarna merah muda dan akhirnya menjadi kecoklatan bahkan adanya oedema (bengkak) sekitar puting merupakan salah satu tanda kuat adanya kanker payudara. Hal lain adalah seringnya keluar cairan dari puting susu ketika tidak lagi menyusui bayi anda.
Gejala kanker yang muncul tergantung dari jenis, tempat, dan stadium kanker. Gejala kanker pada umumnya adalah sebagai berikut :
§  Pembengkakan pada organ tubuh yang terkena (misal ada benjolan di payudara, di perut, dsb).
§  Terjadi perubahan warna (misal perubahan warna tahi lalat).
§  Demam kronis.
§  Terjadinya batuk kronis (terutama kanker paru) atau perubahan suara (pada kanker di leher).
§  Terjadinya perubahan pada sistem pencernaan/ kandung kemih (misal perubahan pola BAB, BAB berdarah,dsb).
§  Penurunan nafsu makan dan berat badan.
§  Keluarnya cairan atau darah tidak normal (misal keluar cairan abnormal dari puting payudara).

Payudara terdiri dari 3 unsur yaitu kelenjar pembuatan air susu. Saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara yang mengikat kelenjar-kelejar menjadi satu kesatuan. Keseluruhan payudara dibungkus oleh kulit payudara. Saluran kelenjar akan bermuara pada putting susu yang berada ditengah daerah kulit yang berwarna lebih gelap (areola). Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara tidak termasuk kulit payudara.
Diagnosa Penyakit kanker payudara dapat diketahui dengan pasti dengan cara pengambilan sample jaringan sel payudara yang mengalami pembenjolan (tindakan biopsi). Dengan cara ini akan diketahui jenis pertumbuhan sel yang dialami, apakah bersifat tumor jinak atau tumor ganas (kanker).

Terapi Kanker Payudara

Kanker payudara dapat menimbulkan gejala seperti tersebut dibawah ini :  
  • Adanya benjolan di payudara.
  • Keluar cairan yang tidak normal dari putting susu, cairan dapat berupa nanah, darah, cairan encer atau keluar air susu pada ibu yang tidak hamil atau tidak sedang menyusui.
  • Perubahan bentuk dan besarnya payudara.
  • Kulit, putting susu dan areola melekuk kedalam atau berkerut.

Faktor Resiko 

Penyebab yang pasti dari kanker payudara belum diketahui, tapi ada beberapa faktor resiko untuk terjadinya kanker payudara yaitu :
  1. Mendapat haid pertama pada umur kurang dari 10 th.
  2. Mengalami mati haid setelah umur 50 th.
  3. Tidak menikah.
  4. Tidak pernah melahirkan anak.
  5. Mehirkan anak sesudah umur 35 tahun.
  6. Tidak pernah menyusui.
  7. Pernah mengalami operasi payudara yang disebabkan oleh kelainan jinak atau tumor ganas payudara.
  8. Diantara anggota keluarga ada yang menderita kanker.

Deteksi Dini Kanker Payudara

Kanker payudara pada tahap awal tidak menimbulkan gejala apapun, namun bersamaan dengan berkembangnya penyakit akan timbul gejala yang menyebabkan perubahan pada payudara. Untuk itu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan secara berkala.

Pemeriksaan dapat berupa :
1.      Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Setiap wanita dianjurkan untuk melakukan SADARI secara teratur sebulan sekali setelah selesai haid, dan bagi yang telah mati haid (menopause) hendaknya dilakukan pada tanggal tertentu yang mudah diingat dari setiap bulannya.
2.            Pemeriksaan Payudara oleh Tenaga Medis (dokter atau bidan)
Dengan pemeriksaan yang saksama sering dapat diduga suatu benjolan di payudara merupakan tumor jinak atau ganas.
3.            Mammogram
Merupakan pemeriksaan radiology menggunakan sinar X untuk pemeriksaan payudara. Gambaran diambil dari arah samping dan atas untuk masing-masing payudara. Adanya gambaran mikro klasifikasi mungkin merupakan tanda dini.

Tipe penyakit Kanker Payudara
Type Penyakit Kanker Payudara melalui pemeriksaan yang disebut dengan mammograms, maka type kanker payudara ini dapat dikategorikan dalam dua bagian yaitu :
1.      Kanker payudara non invasive, kanker yang terjadi pada kantung (tube) susu {penghubung antara alveolus (kelenjar yang memproduksi susu) dan puting payudara}. Dalam bahasa kedokteran disebut 'ductal carcinoma in situ' (DCIS), yang mana kanker belum menyebar ke bagian luar jaringan kantung susu.
2.      Kanker payudara invasive, kanker yang telah menyebar keluar bagian kantung susu dan menyerang jaringan sekitarnya bahkan dapat menyebabkan penyebaran (metastase) kebagian tubuh lainnya seperti kelenjar lympa dan lainnya melalui peredaran darah.
Penanganan dan Pengobatan Penyakit Kanker Payudara penganan dan pengobatan penyakitkanker payudara tergantung dari type dan stadium yang dialami penderita. Umumnya seseorang baru diketahui menderita penyakit kanker payudara setelah menginjak stadiun lanjut yang cukup parah, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan atau rasa malu sehingga terlambat untuk diperiksakan kedokter atas kelainan yang dihadapinya.

Mengapa banyak wanita tidak melakukan pemeriksaan mamografi?

Banyak wanita yang belum mengetahui apa manfaat dari pemeriksaan mammografi untuk dirinya. Sedangkan bila sudah mengetahuinya, banyak wanita yag merasa segan untuk memeriksakan dirinya, karena mersa malu atau takut. Dan ada juga yang beralasan sibuk serta tidak punya waktu.

Saat ini, kanker payudara merupakan jenis kanker yang banyak diderita oleh wanita di Indonesia
Saat ini, kanker payudara merupakan jenis kanker yang banyak diderita oleh wanita di Indonesia karenanya kanker payudara sering disebut sebagai mimpi buruk bagi kaum wanita. Tetapi sebenarnya hal itu tidak perlu terjadinya, apabila kita memberikan perhatian yang cukup terhadap kesehatan diri kita. Dengan deteksi dan diagnosa dini serta penanganan segera, maka kanker payudara bukan lagi suatu vonis kematian. Kunci untuk deteksi dini adalah melakukan pemeriksaan mammografi secara teratur terutama bagi wanita berusia 35 tahun ke atas. Wanita yang lebih muda dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter mereka, apakah mereka membutuhkan pemeriksaan mammografi atau tidak.

Apa itu Mammografi?  

Mammografi adalah pemeriksaan radiologik khusus menngunakan sinar X dosis rendah untuk mendeteksi kanker payudara sedini mungkin, bahkan sebelum adanya perubahan yang kelihatan pada payudara ataupun benjolan yang dapat dirasakan. Mammografi dianggap sebagai senjata yang paling efektif untuk deteksi dini kanker payudara sebagai senjata yang paling efektif untuk deteksi dini kanker payudara sebab dapat mendeteksi hampir 80%-90% dari semua kasus kanker payudara.  

Pembedahan, Pada kanker payudara yang diketahui sejak dini maka pembedahan adalah tindakan yang tepat. Dokter akan mengangkat benjolan serta area kecil sekitarnya yang lalu menggantikannya dengan jaringan otot lain (lumpectomy). Secara garis besar, ada 3 tindakan pembedahan atau operasi kanker payudara diantaranya:
§  Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara (lumpectomy). Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
§  Total Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.
§  Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
  1. Radiotherapy (Penyinaran/radiasi), yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Tindakan ini mempunyai efek kurang baik seperti tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
  2. Therapy Hormon, Hal ini dikenal sebagai 'Therapy anti-estrogen' yang system kerjanya memblock kemampuan hormon estrogen yang ada dalam menstimulus perkembangan kanker pada payudara.
  3. Chemotherapy, Ini merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan mencapai target pada pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar kebagian tubuh lainnya. Dampak dari kemoterapy adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
  4. Pengobatan Herceptin, adalah therapy biological yang dikenal efektif melawan HER2-positive pada wanita yang mengalami kanker payudara stadium II, III dan IV dengan penyebaran sel cancernya.

Pencegahan Penyakit Kanker Payudara bagi anda yang merasakan ada hal yang tampak berbeda pada payudara, segeralah memeriksakannya ke dokter jangan sampai terlambat. Misalnya adanya pembesaran sebelah, adanya benjolan disekitar payudara, nyeri terus menerus pada puting susu dan sebagainya seperti pada keterangan tanda dan gejala payudara diatas.

Hindari makanan tinggi lemak
Penelitian-penelitian telah menunjukkan, kemungkinan wanita yang mengonsumsi makanan tinggi lemak untuk terkena kanker payudara akan lebih tinggi dibandingkan mereka yang banyak mengonsumsi makanan yang rendah lemak. Namun, belum diketahui apakah diet rendah lemak bisa benar-benar mencegah kanker payudara atau tidak. Dalam jurnal kedokteran terbitan FKUI, Medical Journal of Indonesia edisi April-Juni 1999 dilaporkan, ada sejumlah hasil penelitian yang berkaitan dengan faktor risiko kanker payudara.  Antara lain diungkapkan bahwa minum susu dan makan daging berlemak merupakan faktor risiko yang signifikan bagi munculnya kanker payudara.  Begitu pula makanan dan minuman yang mengandung santan kelapa, terutama jika dikonsumsi setiap hari. Kok bisa? Adanya zat-zat lemak dalam makanan yang tidak dipecah dalam proses metabolisme tubuh bisa menyebabkan hormon estrogen di tubuh tidak bisa bekerja dengan oke. Akibatnya, bisa memudahkan tumbuhnya kista, miom dan gangguan lain pada organ yang aktivitasnya berhubungan dengan hormon estrogen, termasuk payudara. Usahakan banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A dan C, Jangan terlalu banyak makan makanan yang diasinkan dan diasap, Olahraga secara teratur, dan Check-up payudara sejak usia 30 tahun secara teratur.

Gejala Umum Kanker
Gejala kanker yang muncul tergantung dari jenis, dan stadium kanker. Gejala kanker pada umunya adalah sebagai berikut:
  • Pembengkakan pada organ tubuh yang terkena (misal ada benjolan di payudara, di perut, dsb).
  • Terjadi perubahan warna (misal perubahan warna tahi lalat).
  • Demam kronis.
  • Terjadinya batuk kronis (terutama kanker paru) atau perubahan suara (pada kanker di leher).
  • Terjadinya perubahan pada sistem pencernaan/ kandung kemih (misal perubahan pola BAB, BAB berdarah,dsb).
  • Penurunan nafsu makan dan berat badan.
  • Keluarnya cairan atau darah tidak normal (misal keluar cairan abnormal dari puting payudara).

Stadium
Untuk menetukan stadium, umumnya suatu kanker diklasifikasikan dulu menurut sistem TNM (Tumor, Node, Metastase) :
·         Tumor     : besar atau luas tumor asal (Tis = tumor beltm menyebar ke jaringan sekitar; T1-4 = ukuran tumor).
·          Node       : penyebaran kanker ke kelenjar getah bening (N0 = tidak menyebar ke kelenjar getah bening; N1-3 = derajat penyebaran).
·         Metastase  : ada / tidaknya penyebaran ke organ jauh (M0 = tidak ada / M1 = ada).
Tujuan klasifikasi TNM adalah untuk perencanaan pengobatan, menentukan prognosis (perkiraan kemungkinan membaik/sembuh), evaluasi hasil pengobatan, dan juga untuk pertukaran informasi antar pusat pengobatan kanker (untuk rujukan).
Sehingga terdapat stadium kanker I, II, III dan IV, stadium I dan II disebut juga stadium dini, sedangkan stadium III-IV disebut juga lokal lanjut atau stadium IV disebut juga stadium lanjut atau telah bermetastasis.


Pengobatan Kanker :
Jenis pengobatan kanker adalah sebagai berikut :
·         Bedah
·         Radiasi
·         Kemoterapi
·         Terapibiologi
·         Kombinasi
Jenis pengobatan yang dipilih tergantung dari jenis, lokasi, dan stadium kanker, kondisi fisik pasien, pilihan pasien, dan ketersediaan sarana. Pengobatan kanker pada stadium lanjut sangat sukar dan hasilnya sering tidak memuaskan. Sebaliknya, jika ditemukan pada stadium dini, maka umumnya kanker dapat disembuhkan. Sebagai tolak ukur keberhasilan pengobatan kanker umumnya adalah 5 year survival (ketahanan hidup 5 tahun).

Faktor Risiko Umum Kanker
Faktor risiko adalah hal yang membuat seseorang memiliki risiko yang lebih tinggi unutk mendapatkan suatu penyakit. Beberapa faktor risiko ada yang bisa diubah dan tidak. Faktor risiko umum kanker meliputi usia, jenis kelamin, riwayat kanker dalam keluarga, pola hidup, dan lingkungan. Seseorang yang mempunyai faktor risiko, tidak berarti orang tersebut pasti akan menderita kanker, hanya saja terdapat peningkatan kemungkinan terkena kanker.

Beberapa faktor risiko utama kanker yaitu :
  • Usia : Semakin tua usia seseorang, maka semakin meiningkat risiko terjadinya kanker. Umumnya kanker mulai muncul setelah usia 65 tahun. Namun anak-anak juga dapat menderita kanker.
  • Tembakau : Menggunakan produk tembakau, termasuk merokok, meningkatkan risiko kanker pada umumnya. Brehenti merokok (walau pada orang yang sudah merokok selama beberapa tahun) akan menurunkan risiko kanker dibanding orang yang terus merokok.
  • Sinar matahari : radiasi ultraviolet menyebabkan kerusakan kulit yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker kulit. Sinar matahari di saat tidak terik sangat baik untuk pembentukkan vitamin D, namun di saat terik, pajanan ultraviolet bersifat merugikan. Dianjurkan untuk menghindari pajanan sinar matahari di saat terik dan menggunakan proteksi (misal pakaian tertutup atau sunblock)
  • Radiasi pengion : Jenis radiasi ini adalah radioaktif dari lingkungan, gas radon, dan sinar rongten. Prosedur medis yang menggunakan sinar radiasi adalah rontgen dan radioterapi. Risiko kanker dari sinar rontgen / sinar-x dosis rendah, sangat kecil. Radiasi dari radioterapi lebih besar. Namun begitu, dokter telah mempertimbangkan bahwa keuntungan penggunaan sinar radiasi tentu melebihi risikonya.
  •  Zat kimia : Orang dengan pekerjaan tertentu dapat mengalami peningkatan risiko kanker, misalnya pekerjaan yang berhubungan dengan cat, pekerja konstruksi yang menggunakan zat kimia (misal asbes, benzena, kadmium, atau vinil klorida). Untuk mengurangi pajanan, harus diperhatikan prinsip keselamatan kerja dan penggunaan alat pelindung diri yang memadai.
  • Hormon : hormon estrogen dapat meningkatkan risiko kanker payudara
  • Riwayat kanker dalam keluarga
  • Alkohol : Konsumsi alkohol sebanyak 2 gelas atau lebih per hari dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker mulut, kerongkongan, hati, dan payudara. Risiko kanker tersebut akan meningkat lagi bila disertai merokok.
  • Pola makan yang tidak sehat, aktivitas fisik kurang, dan berat badan berlebih. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa pola makan tinggi lemak meningkatkan risiko terjadinya kanker usus besar, rahim, dan payudara. Kurangnya aktivitas fisik dan berat badan berlebih meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara, usus besar, tenggorokan, ginjal, dan rahim.
  • Virus dan bakteri  :
    • Human papillomavirus (HPV) : merupakn penyebab utama kanker mulut rahim, dan juga merupakan faktor risiko untuk kanker lainnya.
    • Virus Hepatitis B dan C : dapat menyebabkan kanker hati beberapa tahun setelah terinfeksi virus ini.
    • Human T-Cell Leukemia/Lymphoma Virus : orang yang terinfeksi virus ini akan meningkatkan risiko terkena limfoma atau leekemia (keganasan darah)
    • Human Immunodeficiency Virus (HIV) : infeksi HIV menyebabkan penyakit AIDS. Orang yang terinfeksi HIV memiliki risiko tinggi kanker tertentu, misalnya limfoma dan yang lebih jarang, sarkoma Kaposi.
    • Eipstein-Barr virus (EBV) : infeksi HBV dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya limfoma
    • Human Herpes virus8 (HHV8) : infeksi virus ini meningkatkan risiko terjadinya sarkoma Kaposi.
    • Helicobacter pylori : infeksi bakteri ini menyebabkan luka di lambung dan dapat meningkatkan risiko terkena kanker lambung dan limfoma di sekitar lambung.

Berikut beberapa faktor risiko utama untuk kanker tertentu :
  • Kanker paru, mulut, tenggorokan, kandung kemih, ginjal, mulut rahim, dan pankreas : merokok, menggunakan produk tembakau (termasuk mengunyah tembakau). Merokok itu sendiri menyebabkan sepertiga kematian karena kanker.
  • Kanker kulit : pajanan terhadap sinar matahari yang menyengat (pada saat terik) tanpa proteksi.
  • Kanker payudara : usia (risiko kanker semakin meningkat dengan bertambahnya usia); perubahan kadar hormon sepanjang hidup, seperti usia menstruasi yang lebih muda, banyaknya kehamilan, dan usia saat menopause; kegemukan; dan aktivitas fisik. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan konsumsi alkohol dengan meningkatnya risiko kanker payudara. Selain itu juga riwayat kanker payudara pada ibu atau saudara perempuannya merupakan faktor risiko.
  • Kanker prostat : Usia lanjut, ras (Amerika-Afrika), diet tinggi lemak,dan juga riwayat kanker prostat pada ayah atau saudara laki-lakinya.
  • Secara keseluruhan, faktor lingkungan, termasuk konsumsi tembakau (merokok), pola makan, penyakit infeksi, zat kimia, dan radiasi menyebabkan sekitar 75% kanker di Ameirka Serikat. Di antara faktor risiko tersebut, konsumsi tembakau, pola makan yang tidak sehat, dan aktivitas fisik merupakan yang tersering dikaitkan dengan risiko kanker.

Pencegahan Kanker
Menurut WHO, diperkirakan lebih dari 40% dari seluruh kanker dapat dicegah. Ketimpangan negara maju dan berkembang adalah dalam hal pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan.

Pencegahan kanker bersifat umum dan khusus.
  • Pencegahan umum meliputi promosi kesehatan (misal pola hidup dan makan yang sehat, menghindari bahan karsinogen) dan deteksi dini
  • Pencegahan khusus adalah upaya pencegahan terhadap suatu jenis kanker tertentu. Misalnya vaksin Hepatitis B untuk mencegah kanker hati; vaksin HPV pada wanita usia 9-26 tahun untuk mencegah kanker leher rahim; dsb.
            Menurut dr. Pandji Irani Fianza, M.Sc., Sp.P.D.-K.H.O.M. dari Subbagian Hematologi-Onkologi Medik Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSHS/FK Unpad, ada lima langkah untuk melakukan sadari:
§  Berdiri di depan kaca dengan dada terbuka, bahu tegak, dan kedua tangan berada di panggul. Perhatikan kedua payudara. Kedua payudara dengan bentuk yang sama tanpa kelainan bentuk atau bengkak. Jika ditemukan hal-hal berikut, segera periksakan ke dokter: kulit payudara tertarik ke dalam atau adanya tonjolan pada kulit. Puting susu berubah posisi atau terdorong ke dalam, adanya kemerahan, nyeri, bercak merah, atau bengkak.
§  angkat kedua lengan ke atas dan perhatikan hal-hal yang sama pada langkah pertama.
§  Di depan kaca, peras setiap puting susu dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu jari. Periksa apakah ada cairan yang keluar. Cairan ini dapat seperti susu, cairan kuning, atau darah.
§  Sambil berbaring, periksa payudara kiri dengan menggunakan tangan kanan dan kemudian payudara kanan dengan menggunakan tangan kiri. Periksa dengan beberapa jari, datar dan bersamaan dengan sentuhan halus. Periksa seluruh payudara mulai dari atas ke bawah, dari samping ke bagian tengah dada. Dapat dimulai dari puting susu, bergerak melingkar keluar, atau gerakkan jari-jari tangan ke atas dan bawah secara vertikal, atau ke samping secara horizontal. Mulai dengan menyentuh setiap area dengan sangat halus, lalu tingkatkan tekanan sehingga jaringan payudara yang lebih dalam dapat dirasakan.
§  Sambil berdiri atau duduk, lakukan halyang sama seperti pada langkah empat.

Terapi kanker payudara
Seperti diketahui, kanker payudara terbagi dalam beberapa stadium, terdiri dari stadium 0 (in situ) sampai stadium IV. Semakin lanjut stadiumnya tentu semakin kritis kondisi yang dihadapi. Pembagian stadium tersebut juga digunakan untuk menentukan terapi yang paling tepat. Terapi untuk kanker payudara dapat meliputi tindakan pembedahan, radiasi, kemoterapi, hormonal, dan terapi biologi. Dapat diberikan hanya salah satu atau kombinasi antara dua sampai tiga jenis terapi.
Setelah dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh barulah dapat ditentukan pilihan terapi paling tepat. Terapi pada stadium 0 (in situ) sampai stadium II bersifat terapi kuratif (menyembuhkan), sedangkan pada stadium III dan IV sifatnya paliatif (mengurangi keluhan). Beban psikologis yang muncul setelah pasien didiagnosis kanker payudara, sering kali menjadi semakin berat saat dihadapkan pada kenyataan bahwa payudara harus diangkat seluruhnya (mastektomi). Teknologi rekonstruksi payudara pasca mastektomi yang semakin berkembang dengan hasil memuaskan selayaknya dapat mengurangi beban psikologis tersebut. Bahkan, dalam beberapa literatur disebutkan bahwa 75% pasien yang menjalani rekonstruksi payudara tersebut merasa sangat puas.
Selain hasilnya memuaskan, rekonstruksi ini relatif aman tanpa efek samping, karena bahan-bahan yang digunakan untuk merekonstruksi kembali payudara tersebut diambil dari tubuh pasien itu sendiri. Biasanya digunakan lemak dari perut yang kemudian ditutupi dengan kulit dari punggung, dan dilengkapi pula dengan puting buatan. Wanita dengan kanker payudara tidak saja merasa terancam jiwanya tapi juga kerap diliputi oleh rasa rendah diri, rasa takut kehilangan bahkan depresi. Karena itu, dukungan moril keluarga dan orang-orang terdekat menjadi sangat penting dan berarti bagi pasien. Sementara itu, sikap waspada jangan sampai berubah menjadi ketakutan yang berlebihan. Perlu diingat bahwa tidak setiap benjolan di payudara merupakan suatu keganasan. Diagnosis kanker payudara pun bukanlah akhir darh segalanya. Jangan menyerah, ada banyak wanita yang sanggup terus berjuang memerangi kanker, misalnya Kylie Minogue dan Cheryl Crow.
Upaya penyembuhan (kuratif) kanker menggunakan banyak metode yang antara lain:
  1. Kemoterapi        : terapi ini menggunakan obat-obatan misalnya saja golongan siklofosfamid, methotreksat, dan 5-flurorasil. Pada dasarnya kinerja obat-obatan tersebut sama yaitu menghambat proliferasi sel sehingga sel tidak jadi memperbanyak diri. Kemoterapi bisa diberikan secara tunggal ( satu macam obat saja) atau kombinasi, dengan harapan bahwa sel-sel yang resisten terhadap obat tertentu juga bisa merespon obat yang lain sehingga bisa diperoleh hasil yang lebih baik. Dampaknya pada pasien biasanya rambut rontok, selera makan menurun, rasa lemah dan letih.
  2. Terapi hormon : terapi ini digunakan untuk jenis kanker yang berkaitan dengan hormon misalnya kanker payudara (berkaitan dengan hormon estrogen) pada wanita dan kanker prostat (berkaitan dengan hormon androgen) pada pria. Terapi hormon pada dasarnya berusaha menghambat sintesis steroid sehingga sel tidak dapat membelah. Terapi ini membawa dampak negatip bila diaplikasikan pada wanita yang masih dalam usia subur karena dapat menghambat siklus menstruasi.
  3. Radioterapi        : terapi ini menggunakan sinar-X dengan dosis tertentu sehingga dapat merusak DNA dan “memaksa” sel untuk berapoptosis. Efek negatip yang ditimbulkan hampir sama dengan kemoterapi.
Ketiga terapi di atas memiliki kelemahan yang relatif sama. Karena kerjanya yang tidak spesifik, jadilah mereka menyerang agak sporadis pada seluruh sel tanpa bisa membedakan mana yang sel kanker dan mana yanf sel normal. Dampak negatip ditimbulkan karena ketakspesifikan ini. Oleh karena itu, para peneliti berusaha mengembangkan metode terapi kanker yang spesifik.

§  Terapi proton
Terapi proton seperti halnya radioterapi, bekerja dengan cara mengarahkan partikel ion energetik yakni proton menuju tumor sasaran. Partikel proton ini merusak DNA sel sehingga menyebabkan kematian sel tumor. Karena laju pembelahan sel yang tinggi serta kemampuannya menjadi berkurang untuk memperbaiki kerusakan DNA, sel kanker peka terhadap serangan partikel proton ini pada DNA sel kanker.
§  Imunoterapi
Terapi kanker dengan meggunakan imun berlandaskan pemeriksaan imun, yakni fungsi fisiologi sistem imun untuk mengenali dan menghancurkan klonal sel yang telah berubah sifat sebelum sel tersebut tumbuh menjadi tumor serta membunuh sel tumor jika sel tumor tersebut telah terbentuk. Sistem imun tersusun dari berbagai tipe sel, diantaranya, sel dendrit yang disebut sebagai sel penghadir antigen yang bekerja menangkap antigen dan menunjukkan mereka ke sel-sel lain yang disebut sel efektor (misal, limfosit T sitotoksik). Jika molekul yang hadir “dilabeli” sebagai bahaya, maka sistem imun menyusun respon spesifik untuk menghilangkan bahaya tersebut.
§  Nanomedis
Nanomedis adalah aplikasi medis dari teknologi nano. Ini mencangkup bidang semisal transpor obat partikel nano dan aplikasi masa depan yang mungkin dari teknologi nano molekuler dan vaksinologi nano. Masalah saat ini untuk nanomedis, mencangkup pemahaman terkait dengan toksik dan dampak lingkungan material skala nano. Partikel nano cadmium selenide (kuantum dot) memancarkan cahaya ketika terpapar cahaya ultra ungu. Ketika diinjeksikan, partikel nano cadmium selenide tersebut menembus sel kanker. Ahli bedah dapat melihat tumor yang berpendar, dan menggunakannya sebagai pemandu untuk pengambilan sel tumor dengan lebih akurat. Chip uji sensor mengandung ribuan kawat nano (nanowire) mampu mendeteksi protein dan biomarker lain yang ditinggalkan sel kanker, memungkinkan pendeteksian dan diagnosis kanker tahap dini dari beberapa tetes sampel darah.

Kanker payudara ini bisa disembuhkan bila penderita datang pada stadium dini dan mendapatkan pengobatan yang tepat. Namun sayangnya, kebanyakan penderita datang ke pusat pelayanan kesehatan sudah dalam stadium lanjut, sehingga tidak banyak pilihan terapi yang bisa diambil dan angka harapan kesembuhannya tidaklah terlalu besar. Kanker harus dilawan, bukan dihadapi dengan sikap menyerah. Dukungan keluarga bagi penderita terbukti memberi kekuatan bagi mereka untuk melawan kanker.
Berbagai usaha yang dapat dilakukan untuk mendeteksi sel kanker yang mungkin masih tertinggal dalam tubuh kita setelah pengobatan dinyatakan selesai dan cara konvensional tidak menunjukkan adanya sisa-sisa penyakit. Hal ini dilakukan berkat kemajuan di bidang Biologi Molekular, yang berhasil ini menemukan berbagai pertanda sel kanker, baik yang terdapat pada permukaan sel, di dalam sitoplasma sel, di dalam gen sel kanker, maupun yang terdapat di dalam berbagai cairan tubuh. Usaha mendeteksi sisa-sisa Sel kanker, dilakukan antara lain : dengan menggunakan antibodi monokional terhadap berbagai petanda sel kanker, dengan cara sitogenetik mendeteksi perubahan kromosom. Usaha mendeteksi sisa-sisa sel kanker yang masih tertinggal setelah pengobatan, bertujuan untuk menetapkan perlu tidaknya pengobatan dilanjutkan. Sampai saat ini, belum didapat ke-sepakatan mengenai indikasi yang tepat guna bagi pelaksanaannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar