Selasa, 20 Maret 2012

Pranata Sosial


Pranata Sosial
Pengertian
a)    Menurut Koentjaraningrat,
                        Adalah sistem sistem yang menjadi wahana yang memungkinkan warga masyarakat itu untuk berinteraksi menurut pola pola resmi atau suatu sistem tatakelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas aktivitas untuk memenuhi kompleks kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.
b)    Menurut Horton dan Hunt,
            Pranata sosial atau dalam istilahnya sebagai Lembaga Sosial adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting.

Esensi Pranata Sosial
Istilah pranata sosial berasal dari istilah “social institution”, yang dapat diartikan sama dengan pranata sosial, lembaga sosial atau lembaga kemasyarakatan. Dari beberapa istilah tersebut pada dasarnya mempunyai persamaan apa yang terkandung di dalamnya yaitu, bahwa pranata sosial itu terdiri dari :
1)    Nilai-nilai dan norma-norma sosial
2)    Pola perilaku yang dibakukan
3)    Seperangkat kontrol sosial
4)    Organisasi / lembaga

Ringkasnya inti dari Pranata Sosial
Terdiri dari  :
1)    Sistem norma, sebagai perwujutan yang bersifat abstrak
2)    Lembaga/organisasi, sebagai perwujutan yang bersifat empirik / kongkrit
Proses Timbulnya Pranata Sosial
Melalui cara :
1.    Tidak resmi, misalnya dengan cara “trial and error” yaitu,ketika masyarakat menghadapi permasalahan dalam pemenuhan kebutuhan hidup, baru kemudian dibuatlah aturan. Cara ini terjadi pada awal-awal kehidupan manusia bermasyarakat. Contoh : munculnya norma sosial yang disebut usage, folkways, mores dan customs.
2.    Resmi  artinya bahwa munculnya pranata sosial itu direncanakan secara rasional dan tertulis sebelum timbul permasalahan yang dihadapi masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Seperti timbulnya norma sosial yang disebut hokum.

Tujuan Pranata Sosial
 Idealnya tujuan utama yang akan dicapai oleh setiap pranata sosial, secara umum adalah tercapainya pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat secara memadai dan dalam suasana yang tertib.

Kebutuhan Hidup
Menurut Soetandyo Wignyosoebroto, yaitu :
1.    Kebutuhan nutrisi
2.    Kebutuhan proteksi
3.    Kebutuhan reproduksi
Menurut   Maslow, kebutuhan hidup terdiri dari  kebutuhan :
1.    Fisiologis
2.    Keamanan
3.    Mencintai/dicitai
4.    Berkembangbiak
5.    Berprestasi/aktualisasi diri
6.    Berkomunikasi
Agar kebutuhan hidup warga masyarakat tersebut dapat terpenuhi secara memadai, maka harus ada aturan. Mengapa pemenuhan kebutuhan hidup harus diatur atau ada aturannya? Karena antara lain:
1.    Terpenuhinya kebutuhan tersebut tetap dalam suasana tertib/teratur.
2.    Ada kecenderungan orang yang ”kuat” mampu memenuhi kebutuhannya lebih dari yang diperlukan, sedang pihak yanglemah” tak mendapat bagian/mendapat bagian yang tak wajar.

Fungsi Pranata Sosial
Agar tujuan pranata sosial dapat tercapai, maka pranata tersebut harus berfungsi. Jadi tujuan itu bersifat ideal dan statik. Sedang fungsi adalah dinamika tujuan artinya tujuan tanpa fungsi maka tujuan tersebut steril, sedang fungsi tanpa tujuan tak mungkin. Untuk itu, fungsi pranata sosial secara umum adalah sbb :
1.    Memberi pedoman kepada warga masyarakat dalam bersikap, berperilaku untuk menuhi kebutuhan hidup.
2.    Menjaga keutuhan masyarakat dari ancaman perpecahan atau disintegrasi. Mengingat pada umumnya tidak seimbangnya antara sumber pemenuhan kebutuhan dengan yang memerlukan.
3.    Memberikan pegangan untuk melakukan kontrol sosial, baik berupa proses, bentuk, intensitas maupun konsistensi sanksi yang harus dijatuhkan kepada para pelanggar.
Tambahan :
1.    Sebagai wahana/sarana untuk pemenuhan kebutuhan hidup
2.    Tergantung dari masing masing jenis pranata sosial punya fungsi yang variatif

Karakteristik Pranata Sosial
Berbagai macam pranata sosial yang ada dalam masyarakat mempunyai ciri atau karakteritik yang beragam, namun secara umum menurut Gillin & Gillin adalah sebagai berikut :
1.    Punya tujuan yang akan dicapai. Tujuan inilah yang menggerakkan pranata sosial itu melakukan sesuatu /berfungsi.
2.    Merupakan organisasi kemasyarakatan, artinya bahwa pranata sosial itu terdiri dari sekelompok orang yang secara sengaja disusun secara terstruktur untuk mengendalikan pranata sosial tersebut.
3.    Mempunyai tingkat kekekalan tertentu, artinya pranata sosial yang sudah terbentuk itu tidak mudah untuk lenyap, karena pranata yang sudah digunakan itu muncul melalui proses institusionalisasi yang lama dan tdk mudah.
4.    Mempunyai alat perlengkapan/sarana tertentu untuk dapat mencapai tujuan atau melaksanakan fungsinya.
5.    Mempunyai simbol atau lambang yang bersifat presentasional(menghadirkan) dan simbol yang discursive(sebagai tanda saja)
6.    Mempunyai dokumen

Klasifikasi Pranata Sosial
Dalam kehidupan masyarakat terdapat beraneka ragam pranata sosial. Untuk memudahkan pemahaman secara ringkas dapatlah diklasifikasikan sebagai berikut :
1.    Faktor Penyebaran dapat dibedaan :
a.    General institutions adalah pranata sosial yang bersifat umum, artinya dapat ditemui disemua masyarakat. Dengan kata lain pranata demikian ini menyebar dan dikenal disetiap kehidupan masyarakat. Contoh : agama.
b.    Restricted institution adalah pranata sosial yang lebih bersifat khusus dan hanya dikenal dan atau penyebarannya hanya pada masyarkat tertentu. Misalnya : agama Islam, Katolik, Kristen, Hindu & Budha.
2.    Penerimaan Masyarakat digolongkan :
a.     Approved atau social sanctioned institutions adalah pranata sosial yang keberadaannya diterima oleh masyarakat umum, contohnya pranata keluarga, agama, pendidikan dan sebagainya.
b.    Unsunctioned institutions adalah pranata sosial yang keberadaannya ditolak oleh masyarakat umum, tetapi diterima oleh seklompok orang tertentu, contohnya prostitusi, perjudian, kriminalitas dan sebagainya.
3.    Orientasi Nilainya diklasifikasikan :
a.    Basic social institutions adalah pranata sosial yang mengandung nilai nilai dan norma sosial yang penting mewujutkan dan memelihara tertib sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, pranata tersebut hrs ada dan digunakan dalam masyarakat. Contohnya adalah pranata keluarga, agama, pendidikan, ekonomi dan politik. Dapat juga disebut sebagai pranata sosial yang bersifat primer. Artinya bahwa keberadaan pranata ini dalam kehidupan masyarakat harus ada, bila masyarakat menghendaki ketertiban dalam memenuhi kebutuhan hidup bermasyarakat. Contoh, bila ada sekelompok orang yang dalam memenuhi kebutuhan biologis dan reproduksi tidak menggunakan pranata keluarga maka dapat dipastikan masyarakat itu akan mengalami kekacauan. 
b.    Subsidiary  social institutions adalah pranata sosial yang mereprentasikan nilai-nilai dan norma sosial yang dianggap kurang penting, tetapi diperlukan ketika pemenuhan kebutuhan utamanya telah terpenuhi. Contoh pranata rekreasi, olah raga, kesenian/hiburan dan sebagainya.

Ukuran Primer – Sekundernya Pranata Sosial
Dapat dikatakan bahwa masyarakat pada umumnya mempunyai ukuran yang relatif sama untuk menentukan primer sekundernya pranata sosial. Ukuran primer bila nilai dan norma yang terkandung pranata itu bersifat penting, demikian sebaliknya. Contoh, nilai dan norma yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan pokok sebagai nilai & norma yang penting oleh karena itu, pranata keluarga, ekonomi, agama, politik dan pendidikan umumnya digolongkan sebagai pranata sosial yang bersifat primer.

Pendekatan untuk mempelajari Pranata Sosial
1.    Pendekatan historis. Pendekatan ini bertujuan untuk menjelaskan sejarah timbul serta perkembangan suatu pranata sosial. Misalnya, sejarah timbulnya pranata politik (negara) yang dilatar belakangi untuk dorongan untuk menyelesaikan berbagai macam pertentangan yang semakin banyak dan bervariasi, sementara masyarakat tiap harinya telah disibukkan oleh berbagai aktivitasnya (bekerja, belajar, kegiatan sosial dll). Selanjutnya, perkembangan pranata politik tidak hanya menangani konflik tetapi berbagai aspek kehidupan masyarakat.
2.    Pendekatan komparatif. Pendekatan ini bertujuan untuk membandingkan eksistensi pranata sosial di suatu masyarakat satu dengan yang lain. Misalnya, membandingkan eksistensi pranata pendidikan pada masyarakat perkotaan dengan masyarakat pedesaan. Secara umum masyarakat perkotaan menganggap bahwa pranata pendidikan itu bersifat primer, sedang pada masyarakat pedesaan pada umumnya memandang sebagai pranata sosial yang bersifat sekunder.
3.    Pendekatan fungsional. Pendekatan ini disamping melakukan analisis fungsi atau kegunaan berbagai pranata sosial yang terdapat dalam masyarakat, juga fungsi antara pranata sosial satu dengan yang lain. Pranata sosial yang timbul lewat proses yang tak terencanakan adakalanya fungsinya jauh lebih besar dibandingkan yang terencana, karena pranata sosial yang muncul tak terencana itu berawal dari kebutuhan masyarakat  akan pranata sosial. Beda halnya yang direncanakan, adakalanya karena obsesi para penguasa. Selain itu, keberadaan pranata sosial satu dengan yang lain punya hubungan yang fungsional. Pendekatan ini disamping melakukan analisis fungsi atau kegunaan berbagai pranata sosial yang terdapat dalam masyarakat, juga fungsi antara pranata sosial satu dengan yang lain. Pranata sosial yang timbul lewat proses yang tak terencanakan adakalanya fungsinya jauh lebih besar dibandingkan yang terencana, karena pranata sosial yang muncul tak terencana itu berawal dari kebutuhan masyarakat  akan pranata sosial. Beda halnya yang direncanakan, adakalanya karena obsesi para penguasa. Selain itu, keberadaan pranata sosial satu dengan yang lain punya hubungan yang fungsional.
Menurut Horton & Hunt, istilah keluarga menunjuk beberapa pengertian :
  1. Suatu kelompok yang memiliki nenek moyang yang sama
  1. Suatu kelompok kekerabatan yang disatukan oleh darah dan perkawinan
  1. Pasangan perkawinan dengan atau tanpa anak
  1. Pasangan nikah yang mempunyai anak
  2. Satu orang, janda atau duda dengan anak
Keluarga Inti (nuclear/conjugal family)sering disebut keluarga batih, yang terdiri dari bapak-ibu (suami-istri) beserta anak anak yang belum menikah. Keluarga inti merupakan kelompok primer yang dapat dikatakan sebagai institusi dasar berkembangnya institusi sosial yang lain.
Proses terbentuknya Keluarga Inti dapat melalui tahapan sebagai berikut :
1.    Kencan (dating) : Merupakan perjanjian sosial yang dilakukan oleh dua orang yang berlainan jenis kelaminnya untuk mendapatkan kesenangan. Kencan ini dapat berfungsi :
    a. Saling mengenal lebih dekat
    b. Saling menjajagi kepribadiannya
    c. Belajar untuk saling beradaptasi
    d. Belajar untuk saling mencintai
    e. Mendorong semangat belajar
Dampak negatif kencan, antara lain :
1.    Pemborosan waktu
2.    Pemborosan energi
3.    Pemborosan uang
4.    Pelanggaran moral
5.    Mengganggu konsentrasi belajar 
Hal ini akan lebih parah pada wilayah yang kontrol sosialnya lemah
2.    Peminangan ( courtship) : Merupakan prosesi penentuan awal hubungan dua individu yang berbeda jenis kelamin itu dapat lanjut atau tidak. Apabila telah diawali dengan proses kencan dan direstui oleh orang tua, maka tujuan peminangan dapat dipastikan diterima. Namun bila, tanpa diawali dengan kencan, maka tujuannya bisa diterima atau ditolak. Peminangan(melamar) pada umumnya dilakukan oleh keluarga pihak laki-laki, namun ada juga suatu komunitas tertentu dilakukan oleh keluarga pihak perempuan. Peminangan(melamar) yang diterima, berarti hubungan dua individu yang berbeda jenis kelamin tersebut sudah setengah resmi, karena hubungan itu telah melibatkan keluarga. 
3.    Pertunangan (mate-selection) : Merupakan prosesi lanjut setelah pinangannya diterima, dimana keluarga pihak laki-laki memberikan ikatan kepada keluarga pihak wanita yang biasanya dapat berbentuk cicin atau benda lain yang harus dikenakan oleh calon pengantin laki-laki dan wanita. Hal tersebut berfungsi sebagai simbol yang dapat diketahui oleh masyarakat umum, bila seseorang tersebut telah bertunangan atau sudah ada yang punya.
4.    Perkawinan (marriage) : Merupakan proses penyatuan dua atau lebih individu yang berbeda jenis seksnya untuk membentuk keluarga atas persetujuan(disyahkan) oleh orang tua (keluarga), agama, masyarakat dan pemerintah. Perkawinan mrpkn proses yg disakralkan oleh masyarakat. Oleh karena itu ada beberapa persyaratan yg hrs dipenuhi diantaranya :
a)    Mahar / mas kawin
b)    Pengesahan (ijab qobul) dari orang tua (wali) atau bisa diwakilkan kepada pemuka agama
c)    Seagama / seiman
d)    Pencatatan pada kantor urusan agama / catatan sipil.
e)    Mematuhi adat istiadat setempat
Fungsi Perkawinan, antara lain :
1.    Pengabsyahan hubungan seks
2.    Peningkatan status sosial
3.    Terhindar dari aib
4.    Tanggung jawab terhadap anak
5.    Kontrol sosial
6.    Melestarikan kebiasaan
Perkawinan Monogami merupakan bentuk perkawinan yang bersifat universal. Artinya bentuk perkawinan itu dapat ditemukan disemua masyarakat dan dilakukan oleh sebagian besar penduduk. Oleh karena itu, perkawinan monogami dapat dikatakan merupakan bentuk perkawinan yang  baik bagi sebagian besar penduduk dimuka bumi atau bahkan ideal. Keuntungan bentuk perkawinan monogami diantaranya adalah, bahwa :
1.    Permasalahan yang dihadapi relatif lebih sedikit dibandingkan perkawinan poligami.
2.    Tujuan perkawinan relatif lebih mudah tercapai
3.    Pertambahan penduduk alamiah relatif lebih sedikit (terutama di negara yang penduduk nya sudah banyak).
Perkawinan Poligami terdiri dari :
1.    Poligini : Yaitu perkawinan seorang laki-laki dengan lebih dari seorang wanita dalam waktu yang sama. Poligini merupakan kecenderungan bagi setiap laki-laki, penyebabnya antara lain :
a.    Umumnya laki-laki sbg tulang punggung pencari nafkah keluarga
b.    Jumlah perempuan lebih banyak dp laki-laki
c.     Budaya patriarkhi
d.    Ajaran agama (Islam khususnya)
e.    Secara fisik (alamiah) laki laki lebih kuat
f.     Tidak semua perempuan bisa punya anak
2.    Poliandri : Merupakan perkawinan antara seorang perempuan kepada lebih dari satu orang laki-laki dalam waktu yang sama. Poliandri lebih banyak terjadi pada daerah yang secara ekonomi kurang menguntungkan, sehingga penghasilan seorang laki-laki tidak cukup untuk menghidupi seorang istri apalagi dengan anak anaknya.
3.    Cenogami : Merupakan perkawinan lebih dari seorang laki-laki dengan lebih dari seorang wanita dalam waktu yang sama. Perkawinan macam ini kurang lebih terjadi pada masyarakat yang lebih mengedepankan persamaan hak dan kewajiban antara laki-laki dengan wanita mengagungkan kebebasan untuk bersikap/berperilaku.
Tidak semua masyarakat menggunakan 4 tahapan tersebut, artinya terdapat masyarakat tertentu yang hanya menggunakan 2 tahap (yang cukup banyak dilakukan adalah tahap peminangan kemudian perkawinan). Masyarakat yang menganggap cukup menggunakan 2 tahap itu terutama pada masyarakat yang menabukan kencan, atau pada masyarakat yang masih sederhana. Sedang yang menggunakan 4 tahap tersebut pada umumnya adalah masyarakat modern atau masyarakat perkotaan. Tahapan kencan dan pertunangan ini cenderung digunakan oleh masyarakat kota, karena disamping rasionalnya pertimbangan untuk mendapatkan jodoh, juga karena sembari menunggu waktu agar studinya selesai, bahkan  agar dapat pekerjaan lebih dulu.
Fungsi Keluarga Inti antara lain :
  1. Fungsi reproduksi/biologis /seksual
  1. Fungsi sosialisasi
  1. Fungsi proteksi
  1. Fungsi ekonomi
  1. Fungsi pemberian status
  2. Fungsi afeksi
Keberhasilan keluarga Inti indikatornya adalah tercapainya tujuan dan fungsi keluarga. Artinya apabila keluarga itu memperoleh kesejahteraan dan kebahagiaan sampai pada tahap kakek-kakek dan nenek-nenek. Tercapainya tujuan tersebut membuktikan bahwa keluarga tersebut dapat menjalankan fungsi keluarga secara memadai.
Masalah Keluarga Inti adalah ada gedung yang tak retak, artinya bahwa suatu keluarga yang sudah berusaha keras untuk mewujutkan fungsi-fungsinya tetap dimungkinkan tidak akan tercapai secara sempurna. Lebih-lebih suatu keluarga  yang dengan sengaja tidak berusaha untuk mewujutkan tujuan dan fungsi keluarga, dapat dipastikan akan menghadapi banyak masalah, seperti broken home, perceraian, perselingkuhan, anak nakal, dan lainnya.
Jadi penyebab masalah keluarga adalah tidak terwujutnya fungsi keluarga, sikap egois yang berlebihan, seperti diantaranya lebih mementingkan pekerjaan/karir, selalu mau menangnya sendiri, poligini ataupun suka kawin cerai serta kehadiran orang tua/mertua secara terus menerus di dalam keluarga dan campur tangan.

Daftar Pustaka
1. Dwi Narwoko, Bagong S : Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan
2. Hildred Geertz : Sosiologi Keluarga
3. William Goode : Sosiologi Keluarga
4. Thomas F. Odea : Sosiologi Agama
5. Hendro Puspito : Sosiologi Agama
6. Maurice Duverge : Sosiologi Politik
7. Soeryono Soekanto, Sosiologi, suatu Pengantar
8. Miriam Budiardjo, Dasar Dasar Ilmu Politik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar